ESSAY FENOMENA WARGA NEGARA INDONESIA

/ Sabtu, 25 Juni 2016 /


Tahun 1945, dimana kita telah bebas dari bayang-bayang kerja paksa. 70 tahun sudah kemerdekaan bangsa kita dikenang, setelah berabad-abad meringis dijadikan babu oleh para penjajah bengis tanpa belas kasihan. Namun siapa sangka, meski telah bebas dari jeratan mereka, bangsa kita masih terus menangis hingga detik ini.

Bukan karena dituntut kerja rodi, melainkan meratapi nasib yang dialami oleh masyarakat kelas bawah karena ketamakan petinggi-petinggi di Indonesia. Ya, kesenjangan sosial.

Begitu mengerikan jika kita memperhatikan dengan seksama warga-warga miskin yang mencari nafkah dengan cara tak layak dan selipan dusta, tuna wisma yang bertebaran di sepanjang lorong kota, dan anak-anak dibawah umur yang mengais rezeki dengan menegadahkan tangan.

Sedangkan para pejabat, selebriti, dan orang-orang kaya lainnya yang lahir dengan sendok perak di mulutnya menghamburkan harta untuk hal-hal sepele. Memanjakan anak-cucu, kesenangan pribadi, dan penanaman modal demi kekayaan yang lebih berlimpah.

Sungguh egois mereka yang tak kenal iba. Sungguh keterlaluan mereka semua yang tak peduli akan mereka yang membutuhkan. Dan sungguh menyedihkan kesenjangan sosial negara kita ini. Tak adil rasanya semua ini terjadi akibat keserakahan. Mengapa pemandangan yang memprihatinkan ini harus tejadi di Indonesia-ku? 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Rufi Imanisa, All rights reserved
Design by Rufimns. Powered by Blogger